Sabtu, 04 April 2020

Pelajaran dari Covid-19 : The Good, The Bad, and The Ugly



Pandemi Corona bisa menjadi pandemi terburuk sepanjang sejarah peradaban manusia, karena hingga kini sudah menjangkit lebih dari 170 negara di Dunia. Ironinya, ini terjadi justru ketika peradaban teknologi manusia seharusnya mumpuni untuk mendeteksi, mencegah, dan membasminya.



Mengapa dampak Corona bisa begitu meluas dan tumbuh menyebar dengan sangat cepat ? Ini adalah dampak terburuk dari globalisasi, dimana barang dan jasa bergerak sangat leluasa ke seluruh Dunia dan otomatis juga diikuti dengan interaksi dan pergerakan manusia-manusia yang ada di belakangnya.



Maka tidak mengherankan bila kita lihat penyebaran Covid-19 di seluruh Dunia, sangat mirip dengan penyebaran barang-barang eksport hasil produksi China, yaitu negara dimana kilometer 0 dari pandemi Covid-19 ini bermula. Sebagaimana produk-produk China menguasai Dunia, demikian pula Covid-19 mengikutinya.



Sehingga tidak mengherankan bila Amerika pun kini menjadi Negara yang terjangkit Covid-19 paling banyak karena Negeri itu juga paling banyak mengimport produk produk dari China sehingga Presiden Negeri itu suka uring-uringan dengan masalah devisit perdagangan Negaranya dengan China.



Saya tidak mengatakan bahwa barang-barang produk China ini membawa virus Covid-19, tetapi yang saya katakan adalah peredaran barang-barang tersebutlah yang menyebabkan interaksi manusia mengikutinya. Maka dengan interaksi antar manusia-manusia inilah Covid-19 merajalela ke seluruh Dunia saat ini.



Tetapi pada saat yang bersamaan saya juga tidak ingin mengatakan bahwa globalisasi itu buruk. Ada titik baiknya (The Good), titik yang buruknya (The Bad) dan titik yang sangat buruk (The Ugly). Untuk menjelaskan ini, saya gunakan formula Gross Domestic Product (GDP) dibawah, karena GDP ini merepresentasikan kemakmuran suatu negara.



Gambar 1 Gross Domestic Product Formula



Dari formula GDP diatas, kita bisa melihat bahwa kemakmuran suatu Negara secara ekonomi ditentukan oleh tingkat konsumsinya, investasinya, belanja negaranya, tingkat eksportnya, dan dikurangi tingkat importnya.



Dari formula ini nampak jelas bahwa negara-negara yang eksportnya kuat, dialah yang akan makmur secara ekonomi dan sebaliknya negara yang semakin banyak import akan menggerus kemakmuran penduduk negerinya.



Tetapi di zaman modern ini karena kita tidak bisa hidup sendiri dan tidak bisa terlepas dari berbagai teknologi yang realitanya harus kita import dari negara lain, maka yang harus kita kuatkan adalah sisi eksport kita. Semakin baik kita mampu mengeksport produk-produk kita, akan semakin makmur negeri kita.



Inilah The Good Side dari globalisasi. Kita bisa mengeksport berbagai produk-produk nilai tambah yang dihasilkan oleh generasi-generasi inovatif negeri ini ke sebanyak mungkin negara. Sayangnya, eksport kita dari produk-produk nilai tambah tersebut belum menjadi eksport yang dominan dari negeri ini.



Yang paling dominan masih eksport hasil tambang yang berarti mengeruk kekayaan alam kita dan eksport minyak nabati yang juga menggerus sekian banyak sumber alam kita. Contoh lain adalah Negeri Brazil yang harus membabat hutannya demi eksport produk-produk pertanian berupa gula tebu dan kedelai.



Untuk sementara akan baik bagi negeri itu, tetapi sumber daya alam mereka berupa hutan Amazon, lama-lama akan terkikis habis. Inilah The Bad Side dari globalisasi dan eksport barang-barang yang mengandalkan sumber daya alam semata dengan nilai tambah yang tidak maksimal.



Lantas apa yang menjadi The Ugliest atau sisi terburuk dari globalisasi ? Covid-19 yang mengikuti pergerakan manusia-manusia di belakang perdagangan global tersebut diatas adalah salah satunya. Tetapi juga menjadi contoh The Ugliest adalah bila akhir dari babak pandemi Covid-19 ini kita gagal mengambil pelajarannya.



Pelajaran apa yang harus bisa kita ambil ? Kembali ke formula GDP tersebut diatas. Bila kita gagal memproduksi secara maksimal kebutuhan-kebutuhan kita sendiri, bila kita gagal memaksimalkan nilai tambah dari sumber daya alam kita, dan bila kita terus mengambil jalan pintas yaitu import saja kebutuhan-kebutuhan kita selagi masih bisa import.



Bila ini yang terjadi, saya tidak akan heran bila di akhir pandemi global Covid-19 ini China akan kembali yang berjaya mengambil manfaatnya. Saat ini gejala ini pun sudah nampak yaitu negeri mana yang paling siap dengan peralatan, obat, dan tim medis melawan Covid-19 ? dialah China, sampai-sampai di Italia lagu kebangsaan China didengarkan di Negeri itu karena Negeri itu merasa China lah pahlawan mereka dalam perang melawan Covid-19 ini.



Pelajaran dari pandmei Covid-19 tidak harus hanya setingkat negara yang bisa mengambilnya. Saya ambilkan contoh daerah-daerah di Indonesia yang sekarang lagi rame-rame mengkarantina dirinya sendiri. Di satu sisi, mereka betul bahwa inilah upaya terbaik untuk membatasi gerakan manusia yang bisa menularkan Covid-19, tetapi pelajarannya yang harus diambil adalah dalam proses isolasi diri tersebut, daerah-daerah tersebut akan segera tahu betapa mereka tidak bisa mandiri mencukupi kebutuhan penduduk di daerahnya.



Dua kebutuhan terbesar utamanya yaitu pangan dan energi setidaknya pasti bergantung pada daerah lain. Itulah sebabnya, kita harus bisa pahami bahwa urusan isolasi - mengisolasi ini harus diambil dari pusat, karena bila tidak akan berantakan upaya pemenuhan kebutuhan pokok di masing-masing daerah.



Bayangkan bila bahan pangan dan energi tidak bisa bergerak dari satu daerah ke daerah lain, maka akan timbul banyak kesulitan di semua daerah yang terdampak. Maka inilah pelajarannya, daerah-daerah harus berusaha keras memproduksi kebutuhan pokoknya sendiri, minimal dalam hal bahan pangan dan energi karena ini adalah dua kebutuhan terdasar manusia modern saat ini. Dengan memproduksi 2 hal ini saja, suatu daerah akan bisa maju dan makmur penduduknya karena mengikuti formula tersebut diatas akan bisa menekan 'import' dari daerah lain.



Bagaimana daerah bisa memproduksi pangan dan energinya ? Memproduksi pangan mungkin tidak terlalu sulit bagi kebanyakan daerah di tanah air. Tanah-tanah kita tergolong subur, dihampir seluruh wilayah tinggal memaksimalkan apa yang ditanam dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang ada di dekatnya.



Bila ini dilakukan, maka akan ada dua dampak baiknya, pertama daerah tersebut akan mandiri pangan, kedua juga mengintrodusir apa yang disebut local food, yaitu bahan pangan yang dikonsumsi dari daerah yang sama dengan daerah produksinya. Inilah bahan pangan masa depan karena akan menjadi bahan pangan dengan foot print CO2 yang rendah.



Lantas bagaimana dengan energi ? Kan tidak semua daerah memiliki sumber daya energinya sendiri ? Betul, kalau memang tidak bisa diproduksi di daerah yang bersangkutan, energi ini memang paling efisien diurusi secara nasional. Tetapi setidaknya, dengan sudah memproduksi pangan sendiri dan daerah hanya perlu 'import' energi, tingkat kemakmuran daerah tersebut sudah akan secara signifikan membaik.



Lebih dari itu, di era Bio Economy sebenarnya sumber-sumber energi berbahan bakar tanaman juga semakin hari semakin visible. Daerah-daerah yang mau mulai belajar dapat juga memproduksi bahan bakarnya sendiri akan bertahap bisa mengurangi ketergantungan 'import' energi dari daerah lain. Bahkan bila ini dilakukan serentak di semua daerah, bersama-sama kita bisa menjadi eksportir biofuel ke negara lain pada waktunya nanti.



Bukan kah pada waktunya kita juga harus ekport dan kita harus berinteraksi dengan penduduk-penduduk negara lain yang berati juga akan membuka peluang menjalarnya pandemi baru bila itu terjadi ? Justru disinilah masyarakat dunia harus belajar dari pengalaman pahit Covid-19. Tingkat teknolgi ITE yang ada saat ini dan terus berkembang seharusnya bisa untuk mewujudkan pola interaksi dan transaksi manusia-manusia di dunia yang lebih aman dan lebih efisien.



Maka peluang di era perubahan paradigma perdagangan global pasca pandemi Covid-19 tersebut lah yang juga harus kita antisipasi dan kita songsong sehingga sedapat mungkin kita dapat mengambil pelajaran maksimal dari penderitaan yang kita alami selama pandemi Covid-19 berlangsung ini.(Published on Tuesday, 31 March 2020 09:22 Oleh : Muhaimin Iqbal)

sumber ://http://www.geraidinar.com/using-joomla/extensions/components/content-component/article-categories/86-gd-articles/ekonomi-makro/2039-pelajaran-dari-covid-19-the-good-the-bad-and-the-ugly">

Sabtu, 15 Februari 2020

Ketahanan Pangan Urusan Siapa? 

Sebagaimana kita ketahui, ketahanan pangan suatu negara diukur melalui 3 parameter yaitu ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan serta kualitas dan keamanan pangan, di ketiganya mestinya bisa kita perbaiki.

Dalam ketersediaan pangan, tanah kita luas dan relatif subur. Sungguh ironi bila ketahanan pangan terbaik di dunia justru di negeri tetangga kita yaitu Singapore yang nyaris tidak ada lahan untuk ditanami tanaman pangan. Apakah Singapore dengan mudah mencapainya karena penduduknya sedikit? Bisa jadi demikian.

Tetapi ada juga negeri yang sangat besar, jauh lebih besar dari kita yaitu China yang memiliki ketahanan pangan yang jauh lebih baik dari kita, sedangkan buminya juga tidak lebih subur dari kita. Kok bisa? Maka kita harus mau belajar dari Singapore maupun China untuk masalah ketahanan pangan ini.

Dalam berbagai kesempatan saya bertemu dengan para penggiat pangan dari dua negara tersebut yang nampak sekali adalah ke khawatiran mereka akan ketahanan pangan ini di negeri mereka. Ke khawatiran-khawatiran inilah yang mendorong mereka untuk berbuat maksimal mengatasi ketahanan pangan mereka dengan seluruh sumberdaya yang dimiliki.

Singapore khawatir ketahanan pangannya karena tiadanya lahan untuk menanam, maka mereka menempuh berbagai cara untuk mengamankan pangannya dalam jangka panjang. China ke khawatirannya didorong oleh penduduknya yang amat sangat banyak, maka mereka pun berjuang habis-habisan untuk make sure pangan tersedia cuku bagi negeri yang berpenduduk lebih dari 20% penduduk dunia itu.

Di lain pihak kita sejak kecil di nina bobokkan dengan bumi kita yang konon gemah ripah loh jinawi, tongkat dan batu pun jadi tanaman sehingga kita tidak cukup kuat untuk bekerja keras membangun ketahanan pangan ini. Lantas bagaimana kita bisa memotivasi penduduk negeri ini agar kita mau bekerja ekstra keras melebihi penduduk negeri-negeri yang saya jadikan sebagai contoh memiliki ketahanan pangan yang baik tersebut diatas?

Pelajaran terbaik tentu ada pada petunjuk dari Dia Sang Pencipta kita, Dia sudah memberikan tuntunan yang amat sangat detail untuk ketahanan pangan ini di Al Qur'an. Berbagai reward and punishment disebutkan didalam Al Qur'an yang terkait dengan pangan ini. Bahkan sistem reward and punishment ini bahkan jauh lebih baik dari yang memotivasi penduduk negeri Jiran dan China untuk membangunketahanan pangannya.

Di Dalam Al Qur'an petunjuk itu dilengkapi dengan sangat detail untuk pelaksanaannya dan sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Untuk reward bagi orang-orang yang mau bekerja ekstra keras menempuh jalan yang mendaki lagi sulit demi untuk bisa memberi makan orang lain misalnya, Allah akan masukkan orang-orang seperti ini menjadi golongan kanan (QS 90: 11-18). Dan golongan kanan inilah yang kelak akan sampai Surga dengan berbagai kenikmatannya (QS 56: 27-40).

Kalau janji berupa reward  sebagai golongan kanan ini belum cukup untuk menggerakkan kita untuk memberi makan ini, maka ancaman-Nya yang sangat serius bisa menjadi pendorong kita untuk bersegera bekerja keras membangun ketahanan pangan ini.

Diam nya kita dan tidak acuhnya kita sehingga tidak mau menganjurkan untuk memberi makan ini saja sudah membuat stampel buruk pada diri kita sebagai pendusta agama (QS 107: 1-3). Bahkan kedudukan orang yang tidak peduli terhadap kebutuhan makan orang lain ini menempatkan kedudukan orang tersebut sama dengan orang yang tidak shalat (QS 74: 42-44).

Indahnya petunjukNya itu bukan hanya sekedar membangkitkan semangat kita untuk bekerja keras membangun ketahanan pangan ini dengan reward and punishment tetapi dia juga memberi petunjuk yang sangat detail-how to do it bagi kita yang hidup di negeri yang sangat subur ini.

Bahkan ada dua surat di Al Qur'an yang menggambarkan negeri seperti yang kita miliki ini. Pertama di surat An Naba Allah menggambarkan negeri yang sangat subur ini adalah negeri yang mendapatkan sinar matahari yang sangat terang dan hujan yang sangat lebat (QS 78: 13-16).

Senada dengan ini ada dalam surat Abasa yang menggambarkan bumi yang sangat subur dengan segala macam tanaman yang komplit tumbuh digambarkan sebagai negeri yang dicurahi hujan dan negeri yang tanahnya subur (QS 80: 25-32). Dengan gambaran di surat An Naba dan surat Abasa tersebut coba kita renungkan negeri mana yang seperti ini?

Di negeri-negeri Arab dan Afrika mereka mempunyai sinar matahari yang terang tetapi hujannya sangat sedikit dan tanahnya tidak subur. Di negeri-negeri Eropa dan Amerika Utara tanah mereka relatif subur tetapi penyinaran matahari tidak sepanjang tahun.

Jadi poinnya adalah dengan negeri yang begitu subur, memenuhi syarat untuk semua jenis tanaman tumbuh mestinya negeri ini menjadi sumber ketahanan pangan bukan hanya bagi penduduk negeri kita sendiri tetapi kita harus bisa membangun ketahanan pangan untuk diri kita sendiri dan penduduk negeri-negeri lain yang alamnya tidak seberuntung kita.

Lantas darimana kita memulainya? Pertama tentu menyadarkan kita bahwa urusan ketahanan pangan atau dalam bahasa Al Qur'an nya memberi makan ini adalah benar-benar urusan kita apapun pekerjaan kita dan profesi kita, kita semua terkena kewajiban memberi makan ini.

Ini bukan hanya tugas bagi para petani atau pekerjaan lain yang terkait pertanian tetapi tugas kita semua. Harus melekat pada diri kita tanggungjawab besar bahwa kita di vonis oleh Allah belum melaksanakan perintahnya sebelum kita memperhatikan urusan pangan ini (QS 80: 23-24).

Setelah kita menyadari menyadari peran ini kita bisa mencari berbagai jalan agar kita terlibat dalam kegiatan memberi pangan ini. Kalau kita bisa menanam sendiri itu tentu yang terbaik, kalau tidak minimal kita mau ikut memikirkan dan mendorong orang lain untuk terlibat dalam kegiatan pengadaan ini. Syukur-syukur kita juga bisa mendanainya.

Bila kita berhasil membangun kesadaran untuk memberi makan ini kepada mayoritas penduduk negeri ini, InsyaAllah kita akan bisa membangun ketahanan pangan yang bahkan bisa lebih baik dari Singapore maupun China tersebut diatas. InsyaAllah kita bisa. 

Senin, 17 Desember 2012

Penangkapan Ali Zainal Abidin Dinilai Upaya Pembusukan Pesantren

Senin, 17 Desember 2012

Hidayatullah.com—Kasus penangkapan Ali Zainal Abidin di Purbalingga pada hari Ahad (16/12/2012) diduga sebagai upaya pembusukan pondok pesantren. Demikian salah satu rilis Direktur The Community of Islamic Ideological Analyst (CIIA), Harist Abu Ulya yang dikirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, Senin (17/12/2012).

Seperti diketahui, Detasemen Khusus (Densus ) 88 Antiteror hari Ahad telah menangkap terduga kasus terorisme dengan inisial AL (Ali Zaenal Abidin) di daerah Gemuruh, Purbalingga Lor, Purbalingga, Jawa Tengah.

Polisi menyatakan  AL dari kelompok jaringan Farhan yang pernah disergap Densus 88 dan tewas pada September 2012 di Solo, Jawa Tengah.

Menurut Harits, sebenarnya proyek “war on terrorism” (wot) yang sebelumnya dikumandangkan AS dan sekutunya sudah tidak lagi relevan. Bahkan ketika proyek iuni hendak diulang di wilayah Suriah, dunia Islam rupanya sudah mulai paham drama konyol dan licik AS ini.

“Tapi yang aneh, dilevel domestik Indonesia knapa proyek WOT ini terus dijalankan oleh BNPT dan Densus88? Hanya karena alasan terkait dan diduga, seseorang di tangkap dan diekspos kepublik sebagai terduga teroris,” demikian tulisnya.

Menurut Harist, continuitas proyek dengan sasaran para aktifis dengan alasan "teroris" mengisaratkan adanya upaya dan langkah pembusukan institusi pesantren serta kriminalisasi aktifis. Bidikan besarnya adalah memberangus gerakan-gerakan dakwah Islam yang dianggap sebagai ancaman potensial ke depan bagi tatanan sistem demokrasi. Karenanya, ia meminta umat harus sadar akan masalah ini.


Santri Baru
Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren El-Suchary KH. Ahmad Thoha Makhsun ikut memberi penjelasan terkait penyebutan nama pondok pesantrennya. Dalam pernyataan yang dikirim ke kantor redaksi hidayatullah.com, Ahmad Toha menjelaskan pemberitaan sebuah situs nasional tertanggal 16-12-2012 dengan artikel berjudul "Terduga Pelaku Teror di Solo Ditangkap di Ponpes".

Menurutnya, pihaknya mengaku keberatan pemberitaan penangkapan di lokasi pesantren.
“Kejadian penangkapan bukan di Pesantren melainkan di luar pesantren, berita dusta ini hanya di beritakan di Kompas saja sedangkan media yang lain memberitakan kejadian sebenarnya bahwa penangkapan terjadi di luar pesantren,” tulisnya.

Ahmad Toha menilai, media yang dimaksud  berusaha menggiring opini publik untuk berpandangan negatif terhadap pesantren, khususnya pesantrennya.

Menurut Toha,  terduga merupakan santri baru yang masih dua bulan berada di pesantrennya.
“Dia ditangkap terkait dugaan peristiwa Solo yang terjadi jauh sebelum masuk pesantren kami.”
Bahkan dirinya mengaku kaget jika menjadi target Densus 88.
”Kami keberatan dengan pemberitaan yang cenderung tendensius, menyebarkan kebencian dan menyudutkan pesantren kami sekalipun tidak menyebut nama pesantren,” ujar Ahmad Toha.*

Minggu, 16 Desember 2012

Daging sapi mahal, pedagang bakso beralih ke daging babi?

MERDEKA.COM, Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan menggerebek pabrik penggilingan daging babi yang diolah menjadi bakso di Cipete, Jakarta Selatan. Menurut Anggota Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Dinas Perdagangan DKI Jakarta harus bertanggungjawab.

"Dalam hal ini, secara umum Dinas Perdagangan harus meningkatkan pengawasan pasar dari hulu sampai hilir, dari rumah penjualan, penggilingan daging hingga ke pasar. Karena itu kan sudah menjadi tanggung jawabnya," ujar Tulus saat dihubungi merdeka.com, Rabu (12/12).

Tulus mengatakan Dinas Perdagangan juga bisa memicu penyimpangan yang dilakukan pedagang khususnya penjual bakso. Produsen bakso menggantikan daging sapi menjadi daging babi untuk meraup keuntungan yang lebih besar.

"Yah, tidak bisa dipungkirilah harga daging sapi kan lebih mahal dari daging babi. Ketika daging sapi naik ini yang memicu penyimpangan para pedagang bakso untuk tetap bertahan dalam berjualan," katanya.

Dia mengingatkan, masyarakat jangan terbuai dengan iming-iming harga bakso murah. Sebenarnya, publik juga harus peka dengan keganjilan tersebut. "Kalau harganya murah mestinya konsumen juga bisa nalar masa harga daging sapi mahal kok penjual bakso jualnya malah murah. Itukan patut dicurigai, kalo memang ada dilingkunganya hal seperti itu lebih baik konsumen lebih kritis, bila perlu langsung melapor," pungkasnya.
Sumber: Merdeka.com

Penembakan Maut Connecticut Diawali Cekcok Mulut

TEMPO.CO, Connecticut - Penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newton, Connecticut, Amerika Serikat, menewaskan 28 orang termasuk 20 siswa dan pelaku, Jumat, 14 Desember 2012. Insiden ini menjadi penembakan paling berdarah sejak tragedi di Virginia Tech pada 2007.

Sumber Los Angeles Times mengatakan penembakan berawal ketika pelaku cekcok mulut dengan kepala sekolah. Tak lama kemudian, beberapa staf sekolah ditembak. Setelah itu, pelaku masuk ke sebuah kelas dan memberondong siswa di dalam.

Insiden terjadi pada pukul 09.40 di Newton, sebuah kota dengan populasi sekitar 27 ribu orang.

Stephen Delgiadice mengatakan kepada wartawan bahwa anak perempuannya yang berusia 8 tahun mendengar dua kali letusan. Karena itu, guru di sekolah itu meminta siswa untuk bersembunyi di sudut kelas. Anak Delgiadice selamat.

»Ini sangat mengejutkan karena terjadi di Newton, Connecticut, yang kami anggap sebagai tempat teraman di Amerika,” kata Delgiadice.

Menurut juru bicara Kepolisian setempat, Paul Vance, Jumat, 14 Desember 2012, pelaku masuk ke sekolah dan memberondong siswa dan staf di sebuah bagian yang memiliki dua ruangan di sekolah itu.

Awalnya 18 siswa dinyatakan tewas, sementara dua siswa dilarikan ke rumah sakit. Namun, dua siswa itu mengembuskan napas terakhir di rumah sakit.

Enam orang dewasa termasuk pelaku  penembakan juga tewas di tempat kejadian. Korban tewas lainnya ditemukan tewas di tempat kejadian perkara kedua. Sementara satu orang terluka.

Pada 16 April 2007, penembakan di kampus Virginia Tech menewaskan 32 orang. Pelaku penembakan, Seung-hui Cho, 23 tahun, bunuh diri setelah penembakan itu. lihat juga http://id.berita.yahoo.com/penembakan-maut-connecticut-diawali-cekcok-mulut-001942185.html

Daftar Pembunuhan Massal di Sekolah AS dalam 20 Tahun

Liputan6.com, Washington : Tak ada yang menyangka, kegiatan belajar di Sandy Hook Elementary School, Connecticut akan berubah menjadi tragedi. Jumat pagi yang dingin, anak-anak yang tak sabar menanti liburan Natal terjebak dalam situasi  mengerikan.
Dua penembak merajalela, memberondongkan senjata ke arah mereka. Setidaknya 27 orang dinyatakan tewas, 18 di antaranya bocah-bocah polos tak berdosa.
Ini bukan kali pertamanya penembakan terjadi di sekolah Amerika Serikat, sebuah negeri yang melegalkan senjata api. Seperti dimuat CNN, setidaknya ada 12 insiden penembakan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Berikut daftarnya:
27 Februari 2012 -- Chardon High School, Chardon, Ohio. Seorang murid,  Daniel Parmertor (16) tewas sementara empat lainnya luka-luka saat temannya T.J. Lane menembakkan senjatanya. Sehari kemudian, korban jiwa bertambah, Demetrius Hewlin (16) meninggal akibat lukanya yang terlampau parah. Sementara, Russell King Jr (17) masih bernyawa, tapi otaknya dinyatakan mati.
2 Oktober 2006 -- West Nickel Mines School, Nickel Mines, Pennsylvania. Charles Roberts IV (32) menyandera 11 siswi. Lima di antara korban tewas, enam lainnya luka. Pelaku belakangan membunuh dirinya sendiri.
8 November 2005 -- Campbell County Comprehensive High School, Jacksboro, Tennessee. Seorang murid berusia 15 tahun menembak kepala sekolah dan dua asistennya. Seorang tewas, lainnya terluka parah.
21 Maret 2005 -- Red Lake High School, Red Lake, Minnesota. Jeff Weise (16) membunuh kakek dan seorang dewasa lainnya, empat teman sekolahnya, seorang guru, dan satu satpam. Ia lalu bunuh diri.
5 Maret 2001 --  Santana High School, Santee, California. Charles "Andy" Williams (15) membunuh dua temannya, dan melukai 13 lainnya. Williams divonis 2002 lalu dengan hukuman 50 tahun
20 April 1999 -- Columbine High School, Littleton, Colorado. Eric Harris (18) dan Dylan Klebold (17) membunuh 12 teman sekolahnya serta seorang guru, sebelum akhirnya bunuh diri di perpustakaan sekolah.
21 Mei 1998 -- Thurston High School, Springfield, Oregon. Setelah membunuh orang tuanya sendiri, keesokan harinya, Kip Kinkel (15) membunuh dua teman sekolahnya di kantin sekolah. Ia dijatuhi hukuman 112 tahun bui.
24 Maret 1998 -- Westside Middle School, Jonesboro, Arkansas. Andrew Golden (11) dan Mitchell Johnson (13) menyerang teman- temannya dan guru, lima tewas. Mereka ditahan di penjara anak-anak dan dibebaskan saat berusia 21 tahun.
1 Desember 1997 -- Heath High School, West Paducah, Kentucky. Michael Carneal (14) menembakkan senjata ke kelompok rohani sekolahnya, membunuh tiga siswi. Dia dihukum seumur hidup.
2 Februari 1996 -- Frontier Junior High School, Moses Lake, Washington. Barry Loukaitis (14) membawa senapan ke sekolah, membunuh dua teman dan seorang gurunya. Divonis seumur hidup.
1 Mei 1992 --  Lindhurst High School, Olivehurst, California. Eric Houston, murid putus sekolah berusia 20 tahun tiba-tiba mendatangi bekas sekolahnya. Membunuh seorang mantan gurunya  dan tiga murid. Ia divonis mati.
26 Februari 1992 -- Thomas Jefferson High School, Brooklyn, New York. Seorang murid berusia 15 tahun menembak dan membunuh dua rekannya. Pelaku, Kahlil Sumpter dipenjara dan baru bebas pada 1998.
Korban Terbanyak: 1927
Masih menurut data CNN, korban tewas terbanyak insiden pembunuhan di sekolah terjadi pada 18 Mei 1927 di Bath Consolidated Schoolhouse, Michigan. Saat seorang petani Andrew Kehoe meledakkan dua bom di sekolah, membunuh dirinya, enam orang dewasa, dan 38 anak-anak.
Juga ada yang menarik.  Pada 22 Februari 1978, di Everett High School Lansing, Michigan. Roger Needham yang kala itu berusia 15 tahun membunuh murid yang kerap mem-bully-nya. Setelah empat tahun ditahan di penjara anak, ia melanjutkan sekolah hingga mencaoai gelar dokter dalam ilmu matematika dan menjadi dosen di Mussouri dan New York.(Ein)
baca juga di : http://id.berita.yahoo.com/daftar-pembunuhan-massal-di-sekolah-dalam-20-tahun-194044745.html

Jumat, 14 Desember 2012

Ini Alasan DPR Belajar Ternak ke Perancis dan China

JAKARTA, KOMPAS.com — Kunjungan kerja Komisi IV DPR ke Perancis dan China dikritik banyak pihak. Perdebatan pun terjadi di internal komisi terkait pilihan negara yang dituju. Para ilmuwan pun heran anggota Dewan memilih negara Perancis dan China untuk mendukung revisi Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Ketua Komisi IV DPR M Romahurmuziy mengatakan bahwa kunjungan kerja ke dua negera itu sebagai dampak dari putusan Mahkamah Konstitusi terhadap uji materi atas undang-undang tersebut, yang mengakibatkan terganggunya program-program menuju swasembada daging. Dengan demikian, revisi atas undang-undang itu memerlukan konsultasi langsung dengan pimpinan tertinggi World Animal Health Organization atau Office International des Epizooties (OIE).

"Organisasi itu hanya ada di Paris. OIE ini bertanggung jawab atas pengumpulan, analisis, penyebaran informasi, dan menjamin keamanan perdagangan atas adanya penyakit-penyakit hewan di seluruh dunia," ujar Romahurmuziy, Kamis (13/12/2012) di Gedung Kompleks Parlemen Senayan.

Romy, panggilan Romahurmuziy, mengatakan, komisinya sudah mendalami secara literatur terhadap Animal Health Terrestrial Code versi 2012 yang diterbitkan oleh OIE sebelum bertolak ke Paris. Di sana, ada beberapa hal tentang eliminasi penyakit hewan, cara kerja otoritas veteriner, dan perdagangan hewan. Selain itu, Romy mengungkapkan, kunjungan dibagi ke dua negara karena adanya dua kategori status veteriner di dunia terkait penyakit mulut dan kuku (PMK).



Perancis dipilih sebagai negara dengan status veteriner Bebas PMK dan China sebagai negara yang Tidak Bebas PMK. Lebih lanjut, Komisi IV juga akan bertemu dengan komisi yang membidangi kesehatan hewan di Parlemen Perancis. Ini dilakukan untuk mendiskusikan seberapa dalam sebuah undang-undang di Perancis mengatur secara teknis kesehatan hewan dan otoritas veteriner.

"Ini penting bagi Indonesia karena Perancis berhasil menempatkan diri sebagai eksportir daging sapi terbesar ke Uni Eropa dan menjadi negara dengan populasi sapi terbesar ke-5 di dunia, setelah India, Brasil, China, dan Argentina," kata Romy.

Komisi IV juga mengunjungi rumah pemotongan SVA Jean Roze yang berjarak sekitar 325 kilometer dari Paris untuk melihat praktik pemotongan hewan yang memenuhi kaidah yang halal. Besok, Komisi IV masih akan melakukan pertemuan dengan asosiasi pengusaha peternakan.
di sadur dari : http://nasional.kompas.com/read/2012/12/13/20263567/Ini.Alasan.DPR.Belajar.Ternak.ke.Perancis.dan.China?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=Ruu%20Ternak%20Dpr%20Ke%20Perancis%20Dan%20China

Friday, May 14, 2010

Dua Jam Bersama Hasan Tiro 

 

Nasional
TEMPO NO. 13/XXIX/29 Mei - 4 Juni 2000
Pemimpin Gerakan Aceh Merdeka itu masih sehat walafiat. Selama dua jam ia menerima TEMPO di apartemennya di Stockholm, Swedia.
_________________________________________________________________
LELAKI itu merapatkan mantelnya. Ia berdiri di pintu balkon menghadapke luar apartemen. Angin dingin musim semi berembus. Lima belas derajat Celsius. Kering, menusuk seperti jarum. Di luar, laut M_laren yang menggenangi Kota Stockholm berpendar-pendar. Di atasnya, sebuah bukit warna cokelat menyembul dari permukaan air. Udara cerah. Awan meriaki biru langit.

"Lihat pemandangan itu," katanya. "Mirip sekali dengan Aceh." Lelaki itu, Hasan Muhammad di Tiro, 75 tahun, kembali merapatkan mantelnya. Rambutnya yang putih tersisir ke samping. Rautnya keras dan giginya kusam termakan usia. Sesekali ia tersenyum.

Bagi sebagian besar orang Aceh, Hasan Tiro adalah legenda. Ia jarang muncul ke depan publik. Wawancara dengan pers dilakukan terbatas hanya kepada wartawan asing. Pernah ia melakukan wawancara kepada media Indonesia, tapi itu hanya dilakukannya melalui telepon internasional.

Tiro memang sosok yang jarang tampil ke muka publik. Dalam perundingan

putaran terakhir antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Indonesia

dan Henry Dunant Centre di Jenewa, Swiss, 12 Mei lalu, ia memang

sempat muncul. "Kami sempat bercanda," kata Duta Besar/Perwakilan

Tetap Indonesia di PBB, Hassan Wirajuda, yang mewakili Indonesia dalam

pertemuan itu. Tapi setelah itu ia raib. Pers yang memburunya tak

menemukan jejaknya. Menurut seorang stafnya, dari Jenewa ia langsung

terbang ke Zurich bersama Menteri Negara GAM Malik Mahmud.



Sebagai presiden National Liberation Front of Acheh Sumatra (NLFAS),

organisasi yang lebih dikenal sebagai Gerakan Aceh Merdeka, tak aneh

jika Hasan Tiro banyak bersembunyi. Selama bertahun-tahun, terutama

setelah mendeklarasikan berdirinya Negara Aceh Merdeka pada 4 Desember

1976, ia adalah incaran nomor satu aparat keamanan Indonesia dengan

tuduhan sebagai pemimpin pemberontakan Aceh. Keluar-masuk hutan selama

tiga tahun (1976-1979), pada 29 Maret 1979 Tiro akhirnya memutuskan

untuk meninggalkan tempat persembunyiannya di Aceh dan berlayar ke

luar negeri. Ia sempat ke Amerika dan beberapa negara lain sebelum

akhirnya menetap di Stockholm, Swedia, hingga kini.



TEMPO diterima staf GAM dan Hasan Tiro dengan tangan terbuka. Di

sebuah apartemen pinggiran kota itulah kami bertemu, Sabtu dua pekan

lalu. Apartemen itu tidak terlalu luas, sekitar 100 meter persegi. Di

ruang tengah apartemen itu terletak seperangkat sofa warna kuning yang

berhadapan dengan meja kerja Tiro yang besar. Di atas meja kerja

itulah Tiro menumpuk map, kertas, dan sebuah vandel bendera Aceh

Merdeka serta sebuah miniatur bola dunia. Di samping meja itu terdapat

meja kecil yang dipenuhi foto koleksinya. Foto Hasan Tiro bersama

pasukan GAM, foto ketika ia berada di Amerika, foto istri dan anaknya,

Karim di Tiro, serta foto seorang jabang bayi yang masih merah. "Itu

anaknya Karim. Cucu saya," katanya.



Agak ke samping terdapat sebuah meja kerja lagi. Sebuah dinding yang

dipenuhi oleh kliping media yang memuat berbagai pemberitaan tentang

Aceh dan GAM serta foto Hasan Tiro dalam berbagai kesempatan pertemuan

internasional.



Siang itu Hasan Tiro tampil bersahaja. Ia mengenakan setelan warna

biru. Tubuhnya yang tak besar, sekitar 160 sentimeter, dibalut mantel

warna biru tua. Dibandingkan dengan fotonya pada tahun 1980-an yang

banyak beredar, ia kelihatan lebih kurus. Tapi wajahnya cerah dan

matanya berbinar. Suaranya masih jernih meski kadang tersendat. Yang

menarik, ia menggunakan bahasa Inggris. Menurut kalangan dekatnya,

Tiro memang enggan berbahasa Indonesia meski ia mampu. Kebenciannya

pada Indonesia menyebabkan ia lebih suka memakai bahasa Aceh atau

bahasa asing lainnya dalam berkomunikasi.



TEMPO, yang berulang kali meminta agar obrolan kami itu direkam dan

dijadikan bahan wawancara, ditolaknya dengan halus. Begitu juga ketika

TEMPO ingin memotretnya. "Bukan sekarang saatnya," katanya.



"Anda sudah baca buku ini?" tanya Tiro tiba-tiba. Tangannya

menggenggam sebuah buku seukuran diktat kuliah bersampul kuning, The

Drama of Achehnese History 1873-1978. Itu adalah naskah teater tentang

Perang Aceh yang ditulis Tiro pada 1978. Naskah 56 halaman itu

memadukan dua pengetahuan Tiro sekaligus: sejarah Aceh dan musik

klasik. Tiro memakai komposisi Purcell, Johann Sebastian Bach,

Beethoven, dan beberapa komposer Barat lainnya untuk membuka dan

menutup adegan. Tiga halaman pengantar drama itu ditulis oleh Husaini

Hasan, Menteri Pendidikan Aceh Merdeka-tokoh yang belakangan

meninggalkan Hasan Tiro dan mendirikan Majelis Pemerintahan GAM.



"Coba Anda baca bagian ini keras-keras," demikian Tiro meminta. Dalam

kata pengantarnya Husaini Hasan menceritakan suka duka Hasan Tiro

menulis naskah itu ketika bergerilya di hutan-hutan Mampr_e di Gunung

Patisah Pidie, Aceh, akhir tahun 1970-an. "Tengku (Hasan Tiro) menulis

dari pukul 7 pagi hingga 6 petang. Kami tak punya lampu jika malam.

Itu semua dilakukannya sewaktu kami semua berhari-hari menunggu suplai

makanan dari kampung," tulis Husaini.



Tiba-tiba, Tiro beranjak ke pojok ruangan. Ia menyetel kaset Johann

Sebastian Bach. Toccata & Fugue dan Air in G. String sayup-sayup

segera merambati ruangan. Sunyi. Tak ada suara selain gesekan biola

dan naskah drama yang dibaca TEMPO pelan-pelan. Sekali lagi lelaki itu

termenung. Tubuhnya disorongkannya ke depan. Wajahnya serius. Matanya

seperti menembus dinding apartemen. "Drama" satu babak itu berakhir.

Tiro kembali berdiri.



Hasan Tiro lelaki yang romantis. Ia menikmati kesendiriannya. Anak dan

istrinya tinggal di Amerika. Karim di Tiro, 31 tahun, adalah doktor di

sebuah universitas di Negeri Paman Sam itu. Wajah Karim tampan,

badannya gagah. Maklum, ibunya perempuan Amerika. Hasan Tiro sangat

bangga pada anaknya.



Tiro kembali mengeluarkan sebuah buku. Sebuah jurnal ilmiah yang

memuat tulisan Karim. Pada halaman pertama buku itu, Karim menorehkan

tanda tangan di bawah sebuah kalimat pendek, "For Papa". Ketika

menunjukkan buku itu, mata Tiro berbinar.



"Anda dulu sekolah di mana?" tanyanya tiba-tiba. Ketika mendengar

jawaban Universitas Indonesia, lelaki itu tiba-tiba menyemprot,

"That's stupid". Tak jelas apa yang diejek oleh Tiro. Tapi rasanya

kata "Indonesia" memang selalu membuatnya gusar. Di mata Tiro,

Indonesia adalah sebuah gagasan yang absurd.



Dalam sebuah artikel yang ditulisnya pada November 1980, The Legal

Status of Acheh Sumatra under International Law, Tiro menyebut

penyerahan kedaulatan Aceh dari Belanda kepada Indonesia pada 1949

sebagai sesuatu yang ilegal. Basis hukum yang dipakainya adalah

Resolusi PBB yang mewajibkan negara kolonialis menyerahkan daerah

jajahannya kepada penduduk asli. Indonesia, menurut Tiro, bukanlah

penduduk asli Aceh. "Penyerahan kedaulatan itu dilakukan tanpa

pemilihan umum yang menyertakan seluruh masyarakat, termasuk

masyarakat Aceh," katanya dalam wawancara dengan televisi Hilversum

Belanda pada 1996.



Dengan kata lain, di mata Tiro, Indonesia adalah negara yang

dipaksakan keberadaannya oleh Sukarno. Daerah seperti Aceh, Padang,

Maluku, Kalimantan, yang sesungguhnya punya hak untuk menjadi kawasan

yang berdaulat, dibelenggu dalam satu ikatan "Indonesia" oleh presiden

pertama Indonesia itu. Sukarno memang terobsesi oleh gagasan negara

kesatuan. Wilayah Indonesia, menurut Sukarno-lalu didukung Muhammad

Yamin-adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang wujudnya adalah

Indonesia seperti yang kita lihat sekarang.



Tapi Tiro membantah konsep "Indonesia" itu. Menurut dia, perjuangan

kemerdekaan melawan Belanda dari setiap daerah adalah upaya setiap

anak bangsa untuk membebaskan kawasannya sendiri dan bukan untuk

"Indonesia". Gagasan Indonesia barulah muncul belakangan. Itulah

sebabnya penyerahan kedaulatan 1949 ditandai Tiro sebagai beralihnya

penjajahan Belanda menjadi penjajahan Indonesia/Jawa di Aceh.



Dibandingkan dengan era 1950, pada tahun 1980-an ada pengerasan sikap

pada diri Tiro. Dalam buku Demokrasi untuk Indonesia yang ditulisnya

di Amerika pada 1958 (buku ini dicetak ulang dua kali di Jakarta pada

1999 lalu), yang menjadi pusat kritiknya adalah gagasan negara

persatuan Sukarno. Menurut Tiro, dengan wilayah yang luas sangat tidak

mungkin jika Indonesia dipaksakan menjadi negara persatuan. Dalam buku

itu Tiro mengusulkan federalisme sebagai pilihan yang terbaik untuk

demokrasi Indonesia. Artinya, pada era ini Tiro masih memberi

alternatif bagi penyelesaian hubungan pusat-daerah.



Tapi akumulasi nasib buruk yang menimpa rakyat Aceh selama

bertahun-tahun membuat seorang Hasan Tiro tidak memiliki pilihan lain

kecuali memerdekakan Aceh. Bantuan Aceh untuk Republik pada masa-masa

awal perang kemerdekaan dijawab pemerintahan Sukarno dan Soeharto

dengan menjadikan Aceh, sebagaimana kawasan lain, sebagai prioritas

nomor dua secara politik dan ekonomi. Karena ketidakpercayaan terhadap

pemerintahan Jakarta selama bertahun-tahun itu pulalah ide otonomi

daerah yang ditawarkan Abdurrahman Wahid tidak pernah ditanggapi Tiro

dan kelompoknya.



"Saya ingin memperdengarkan satu kaset pada Anda," kata Hasan Tiro

tiba-tiba. Ia mengambil sebuah kaset bersampul putih dan sebuah tape

recorder. Kaset itu berisi pidato Tiro di muka pasukan GAM di Tripoli,

Libya, pada 1985. Sebuah pidato yang membakar semangat pasukan yang

disampaikannya dalam bahasa Arab, Prancis, Inggris, dan Aceh. Beberapa

kali TEMPO berusaha menanyakan konteks peristiwa pidato itu, tapi ia

cuma menjawab pendek, "Just listen."



Tiro memang sering tak ingin menjawab. Beberapa pertanyaan tentang ide

Aceh merdeka dijawabnya pendek sebelum akhirnya ia beralih ke topik

lain. Beberapa kali ia bahkan cuma menyahut, "Baca saja buku ini,"

sambil menunjuk beberapa buku yang pernah ia tulis.



Pada masa mudanya Tiro memang banyak menulis. Selain Drama dan Legal

Status of Acheh Sumatra, ia juga pernah menulis The Prince of Freedom:

The Unfinished Diary of Tengku Hasan di Tiro. Buku 226 halaman ini

merupakan catatan hariannya ketika ia berperang di hutan Aceh pada

1976-1979.



Di buku itulah ia menggambarkan kepulangannya kembali ke Aceh pada

1976-setelah 25 tahun tinggal di Amerika-seperti kedatangan Napoleon

yang mendarat di Teluk Juan dari Pulau Elba atau Julius Caesar yang

melintasi Rubicon. Pada 30 Oktober 1976 itu ia melukiskan dirinya

dengan mengutip sebuah karya Nietzche, Thus Spoke Zarathustra:



Di tempat pendaratannya, di Kualatari datang menjemput pasukan Tiro di

bawah pimpinan Daud Paneuk, tokoh yang kini juga tinggal di Swedia dan

belakangan meninggalkan Tiro dengan membentuk MP GAM. "Sungguh tidak

mudah meninggalkan kehidupan saya di Riverdale New York dan memilih

tinggal di hutan yang pekat sebagai pemimpin gerilya," tulis Tiro.



Ia kini memang tidak tinggal di Aceh. Ia memimpin pasukan gerilyanya

dari jauh. Sebuah negara di kawasan Skandinavia, hampir 8.000 mil dari

tanah kelahirannya. Ide Aceh Sumatra merdeka yang diambilnya dari

daerah kekuasaan Kesultanan Iskandar Muda dulu masih dipercaya

pendukungnya sebagai perekat bagi persatuan bangsa Aceh dan Sumatra.

Kepemimpinannya di kalangan GAM dipatuhi, meskipun sebagian orang

menggugat Hasan Tiro karena kepemimpinannya di GAM tidak lepas dari

unsur mengalirnya darah Tiro dalam dirinya. Untuk waktu yang lama GAM

memang belum bisa lepas dari pola suksesi ala kesultanan ini.



Hari menjelang sore. Jam dinding di rumah Tiro menunjukkan pukul empat

sore. Tapi pada musim semi yang memanjangkan siang, petang itu

matahari masih terik. TEMPO mohon diri dan Tiro mengantar sampai ke

luar. Di muka pintu ia mengepalkan tangannya dan berteriak dengan

suara bergetar, "Sumatra!" Dari balik pintu lift yang perlahan

tertutup, masih tampak lelaki itu merapatkan mantelnya, sekali lagi.



Arif Zulkifli (Stockholm, Swedia)

Cara Mensyukuri Uang 100 Ribu

Di edisi "Cara mensyukuri uang 100 ribu untuk bulan Oktober", saya mulai meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan saran-saran saya sebelumnya. Tapi apa yang sebenarnya saya maksudkan di sini? Penasaran?
Di Bulan November ini, saya akan tetap meminta Anda untuk menggunakan uang 100 ribu untuk membeli sesuatu. Tapi alih-alih menyerahkan uang tersebut kepada teman Anda atau anak-anak yang membutuhkan, saya justru akan meminta Anda untuk memberikan sesuatu untuk diri Anda sendiri. Betul. Untuk Bulan November dan seterusnya, saya rasa Anda juga perlu mengkombinasikan sedekah Anda. Memang benar, beberapa persen penghasilan Anda harus disisihkan untuk orang lain, tapi tidak ada salahnya juga bila selebihnya Anda manfaatkan untuk kebaikan diri Anda sendiri.
Tanpa berpanjang lebar lagi, inilah salah satu di antara kebaikan yang bisa Anda petik dengan uang 100 ribu. Yoa, hanya dengan uang 100 ribu:
Run
Berlarilah! Untuk Bulan November ini, saya ingin Anda mengunjungi toko sepatu di kota Anda, lalu pilih dan belilah sepatu olahraga yang enak untuk dipakai lari pagi atau jogging. Sepatu yang akan Anda beli ini tidak harus mahal dan bermerk terkenal, asalkan terbuat dari bahan yang ringan dan tidak mudah rusak bila kena air, maka sepatu itu seharusnya sudah bagus untuk Anda. Ingat, karena ini adalah "Cara Mensyukuri uang 100 ribu .... ", saya harap Anda tidak membelanjakan uang di atas 100 ribu hanya untuk sepatu. Tapi kalaulah memang Anda ingin mengeluarkan uang lebih, maka saya juga tidak akan melarang. Toh, saya juga tidak bisa mengatur selera Anda bukan? Siapa tahu Anda sudah fanatik dengan salah satu merk tertentu. So just pick up the best yet affordable one.
Recommended One
Sebagai rekomendasi, saya akan menyarankan Anda untuk membeli sepatu bermerk Bird Fly yang dibanderol Rp99.000,00 di Kota Gorontalo. Kalau harga seperti ini masih Anda anggap mahal, maka saya sarankan Anda untuk membeli sepatu bermerk Kodachi yang biasanya berada di kisaran Rp40.000,00 - Rp70.000,00. Dua tipe sepatu yang saya sebutkan tadi sudah memenuhi kriteria sepatu yang kita cari; ringan, nyaman, dan tidak terlalu peka dengan air. Saya yakin, kalau Anda tinggal di Pulau Jawa, maka pilihan merk sepatu jogging bagus yang berada di bawah Rp100.000,00 pasti akan lebih banyak lagi.
Kalau sepatu sudah dibeli lalu apa?
Bersedekahlah! Tapi kali ini tidak untuk orang lain. Di Bulan November ini, cobalah untuk bersedekah dengan diri sendiri dengan cara rutin lari pagi selama 10 - 15 menit. Hehehe, kalau senyum saja sudah dianggap sedekah, apatah lagi jogging?  Hanya sepuluh sampai lima belas menit, sungguh ringan bukan? Waktu sependek itu setara dengan mendengarkan Surat Ar-Rahman yang dibacakan oleh Syeikh Mishari atau Surat Yasin yang dilatunkan oleh Al-Mathrud. Dan inilah serunya jogging, kalau ponsel atau jam tangan Anda tidak punya fitur stopwatch atau count down timer, Anda sebenarnya bisa lari pagi sambil mendengarkan lantunan suara dua qari tadi sebagai penanda kapan Anda harus berhenti. Keren bukan? Raga bergerak, telinga dan hati juga ikut bergerak bersama alunan suara dari dua qari tadi. Ingin lari lebih lama? Kalau begitu putar saja Surat Maryam. Dijamin, Anda akan lari sekitar 5 - 10 menit lebih lama ketimbang sambil mendengarkan dua surat sebelumnya. Duh, enaknya jadi seorang [pengusaha] muslim; arus kas perusahaan mengalir lancar, darahnya juga sama.
Apa manfaat Jogging?
Manfaat jogging sebenarnya sangat banyak, tapi di artikel ini, saya hanya menyebutkan beberapa di antaranya saja; (1) membakar kalori, (2) melancarkan metabolisme tubuh, (3) menyegarkan badan, dan (4) menghilangkan rasa kantuk. Para Pengusaha Muslim yang cerdas tentunya bisa memetik banyak manfaat bila keempat manfaat tadi bisa ia dapatkan. Pengusaha Muslim mana sih yang bahagia bila uangnya melimpah tapi gampang masuk angin dan ke dokter? Adakah sahabat di sana yang senang bila penghasilannya naik dua kali lipat tapi kolesterolnya turut melambung empat kali lipat? Tidak ada bukan? Pegawai mana sih yang hobi memiliki bos lembek dan lambat seperti kekurangan gairah untuk bekerja? Susah mencarinya bukan?
Stop Right Here!
Jadi itulah inti cerita tentang mensyukuri uang 100 ribu untuk Bulan November ini. Sebagai penulis di Situs Pengusaha Muslim, saya ingin pembaca untuk tidak hanya membaca, tapi juga bergerak. Bergerak supaya sehat. Supaya kuat. Karena Muslim yang kuat adalah Muslim yang lebih dicintai oleh Allah dan Rasulnya. Ayo-ayo, siapa yang ingin dicintai Allah dan Rasulnya?
diambil dari : http://pengusahamuslim.com/cara-mensyukuri-uang-1706
Kamis, 13/12/2012 19:09 WIB

Waka Komisi IV: Tak Semua Anggota Setuju Kunker ke Paris dan China

M Iqbal - detikNews

Jakarta - Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo memilih tidak ikut dalam kunjungan kerja komisinya ke Perancis dan China. Bukan tanpa sebab, banyak hal yang membuat kunker dinilai tak efektif. Salah satunya soal jumlah anggota yang berangkat dan urgensi tempat.

"Kalau pertimbangan saya, ini kalau kita hanya ketemu dua organisasi yang hanya memberikan otoritas administrasi, saya kira cukup kirim 2 atau 3 orang lebih efektif dan efisien, tetapi hasilnya lebih maksimal daripada kita mengirim banyak orang," kata Firman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/12/2012).

Politikus Golkar itu mengatakan persiapan untuk berangkat kunker sudah diputuskan dalam rapat internal Komisi IV sekitar dua minggu sebelum berangkat. Namun, menurut Firman, ternyata tidak semua anggota setuju dengan usulan Kunker untuk membahas RUU Peternakan dan Kesehatan Hewan.

"Di rapat intern itu memang masih ada tarik menarik seperti Pak Siswono dan Prakosa. PDIP itu memberikan warning supaya tidak perlu dilakukan ke Perancis, kemudian lihat urgensinya," ungkapnya.

"Saya sebagai pimpinan poksi IV juga menghimbau kepada anggota saya supaya sebaiknya tidak berangkat, tapi karena hak anggota ya sudah tanggung jawab sendiri-sendiri. Mengenai masalah tempat itu sudah dikoordinasikan dengan KBRI dan dua organisasi di sana sudah menerima," lanjut politisi Golkar itu.

Hal lain yang menjadi pertimbangannya untuk tidak turut serta dalam kunker itu adalah soal urgensi pemilihan tempat. Firman termasuk yang tidak setuju membahas sapi ke Perancis dan China.

"Ada beberapa tempat pemotongan yang dikunjungi, tapi kalau tempat pemotongan lebih efektif yang di Australia dan New Zealand karena di sana bukan produsen sapi terbesar. Kalau lapangan ya ke Australia dan New Zealand, selama ini kan daging kita dari sana, lebih efektif," ucapnya.

"Dan kalau ke Perancis cukup saja dengan mengirim tenaga ahli atau perwakilan dari DPR komisi IV dtugaskan berapa orang lebih efektif lebih efieisien," imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 12 anggota DPR komisi IV dan 3 orang staf melakukan kunjungan kerja ke Perancis. Pimpinan rombongan adalah ketua komisi IV Romahurmuziy. Sementara kunker ke China diikuti 13 orang dan 3 orang staf komisi IV.

(bal/trq)
 

Kamis, 13 Desember 2012

Al hamdulillah puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW. 

malam ini, seperti biasa lepas mengkaji beberapa ayat! saya kembali menulis, tapi bukan di jurnal seperti yang biasa saya lakukan saat ini melainkan mencoba kembali menulis ulang di blog yang sebenarnya sudah sejak tahun 2007 jarang saya menjamahnya. 

dan bismillah lewat niat yang baik ini semoga apa yang saya angankan dan harapkan serta usahakan tercapai dan mendapat RIDHA NYA. http://www.facebook.com/ahmad.i.bahar.5
ya begitulah kira-kira yang harus dilakukan.