News in depth

Jumat, 14/12/2012 05:02 WIB

Kunker DPR ke Paris dan China

Anggota Komisi IV: Paris Bukan Hanya Pusat Mode, Tapi Juga Pusat Sapi

Ahmad Toriq - detikNews
Jakarta - Anggota Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi membeberkan alasan pemilihan Perancis sebagai negara tujuan kunjungan kerja dalam rangka pembahasan RUU Peternakan dan Kesehatan Hewan. Menurut Viva, selain pusat mode, Paris juga pusat sapi.

"Tidak banyak yang tahu bahwa Perancis adalah negara eksportir sapi terbesar kelima setelah India, Brasil, Cina, dan Argentina. Yang banyak diketahui masyarakat bahwa Perancis adalah pusat mode. Ternyata Prancis juga pusat sapi, termasuk sapi perah," kata Viva.

Hal itu disampaikan Viva dalam pesan singkat kepada detikcom, Jumat (14/12/2012).

Menurut Viva, menjadikan Perancis sebagai negara tujuan untuk studi banding pembahasan RUU Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah tepat. Selain sebagai negara pengekspor sapi, Perancis juga merupakan negara yang hewan ternaknya telah dinyatakan bebas penyakit oleh organisasi dunia.

"Perancis adalah negara yang dinyatakan oleh World Organisation for Animal Health (Organisasi Kesehatan Hewan Dunia) / Office Internationale Epizootice (OIE) sebagai negara bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan menjadi negara eksportir ke negara Timur Tengah dan memenuhi kebutuhan 25% daging sapi di Uni Eropa," papar Viva.

Viva membantah jika dikatakan ada anggota Komisi IV DPR yang tidak setuju dengan kunjungan kerja yang dilakukan. Kunjungan kerja ke Paris dan China sudah diketahui dan disetujui oleh anggota Komisi IV DPR lainnya.

"Kunjungan ke Paris dan China sudah disetujui oleh anggota dan pimpinan Komisi IV DPR dalam rapat internal komisi," ujarnya.

Sebelumnya Wakil Ketua Komisi IV DPR, Firman Soebagyo, menyebut kunker Komisi IV DPR ke Paris dan China ditentang oleh sebagian anggota Komisi IV DPR.

"Di rapat intern masih ada tarik menarik, seperti Pak Siswono dan Prakosa. PDIP itu memberikan warning supaya tidak perlu dilakukan ke Perancis, kemudian lihat urgensinya," ungkapnya.

"Saya sebagai pimpinan poksi IV juga menghimbau kepada anggota saya supaya sebaiknya tidak berangkat, tapi karena hak anggota ya sudah tanggung jawab sendiri-sendiri. Mengenai masalah tempat itu sudah dikoordinasikan dengan KBRI dan dua organisasi di sana sudah menerima," lanjut politisi Golkar itu.

Firman sendiri tidak ikut kunker tersebut. Hal yang menjadi pertimbangannya adalah soal urgensi pemilihan tempat. Firman termasuk yang tidak setuju membahas sapi ke Perancis dan China.

"Ada beberapa tempat pemotongan yang dikunjungi, tapi kalau tempat pemotongan lebih efektif yang di Australia dan New Zealand karena di sana bukan produsen sapi terbesar. Kalau lapangan ya ke Australia dan New Zealand, selama ini kan daging kita dari sana, lebih efektif," ucapnya.

(trq/ndu)

Tidak ada komentar: